Hm, apa yang terlintas di
pikiranmu saat melihat gambar di samping ??? Adakah rasa yang timbul saat kamu
membaca kata berjumlah genap yang terangkai membentuk satu kalimat itu ??? (benarkah
jumlahnya genap ??? dihitung dulu, ayo :)
Kamu tanya pendapatku ???
“Subhanallah… Semoga kalimat itu berlaku untuk diriku dan jodoh yang entah dimana rimbanya sekarang. Eh, kamu pun semoga
demikian. Insya ALLAH, Aamiin”…
Ya,
memperbaiki diri sendiri dan menjaga hati yang tak pernah luput dihinggapi
berbagai gejolak rasa ini. Insya ALLAH ‘dia’ , serpihan yang tengah melalang
buana, semoga juga tengah melakukannya. Menjaga dan memperbaiki diri menjadi
lebih baik, menjadi lebih bermakna dan bernilai di mata-Nya, hingga saat yang
ditentukanya datang menyapa relung hati yang sekian lama terbelenggu oleh rindu
akan sosok yang namanya terukir indah di Lauh Mahfudz.
Kadang,
sembari kita memperbaiki diri, melancarkan aksi muhasabah,menggaungkan dan
melesatkan ketaqwaan pada ALLAH, saya pikir keinginan untuk mendambakan sosok
yang terbaik sebagai teman seperjuangan, teman sepelayaran dalam mengarungi
bahtera mahligai yang sejatinya sangat membutuhkan kerja keras berpadu
dengan cinta, kasih sayang, kesetiaan, pengorbanan, dan pengertian terus
terselip dalam hati, tersangkut dalam mimpi, tergiang dalam pikiran dan
terpanjatkan melalui doa-doa penuh harap kepada Sang Maha Tahu, ALLAH Ta’ala…
Benar tidak ??? Hm, Masya ALLAH…
Tak dipungkiri keinginan akan
sosok yang demikian pasti telah menyusup ke dalam hati dan pikiran. Tapi, hal
yang perlu kita ingat dan terpatri dalam diri kita adalah bahwa janji ALLAH Swt
itu benar adanya. Cobalah memaknai Firman Sang Maha Penyayang yang tertuang
dalam Kitabullah, Alqur’anul Karim. "Wanita-wanita yang keji adalah
untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...” (QS. An-Nur : 26).
ALLAH
Swt mempersiapkan dan akan menyandingkan yang baik dengan yang baik, buruk
dengan yang buruk. Nah, pasti terlintas dipikirmu, bagaimana dengan fakta di
lapangan yang melibatkan Aisyah, istri Fir’aun atau Nabi Luth dan istrinya ???
Baik kadang berpadu dengan buruk, dan buruk kadang berpadu yang baik.
Jika demikian pikirmu, saya akan bertanya “samakah persepsi dan standar baikmu dengan yang dimiliki ALLAH ? Ya, apa yang baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya”. ALLAH berfirman “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (QS. Al-Baqarah : 216).
Jika demikian pikirmu, saya akan bertanya “samakah persepsi dan standar baikmu dengan yang dimiliki ALLAH ? Ya, apa yang baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya”. ALLAH berfirman “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (QS. Al-Baqarah : 216).
Dengan
demikian, apa yang menurut kacamata kita baik, belum tentu baik bagi-Nya,
begitupun sebaliknya. Ini rahasia-Nya. Hanya ALLAH yang tahu hakikat yang
terselubung, terselip, bahkan tersembunyi sekalipun. Maka, hanya kepada ALLAH,
kita memohon dan meminta dengan penuh harap dan cinta, agar ALLAH memilih yang
terbaik buat kita. Pancangkan terus muhasabah, perbaiki diri, dan jaga hati
serta kibarkan ketaatan dan ketaqwaan pada-Nya. Berpaculah dalam melaksanakan
semua perintah-Nya dan jauhi segala larangan-Nya. Tanam, pupuk, dan
perilaharalah keyakinanmu bahwa segala sesuatu yang diberikan oleh ALLAH itu
baik untuk hambanya. Selalu ada hikmah yang bisa dipetik.
Wallahu ‘alam bishshawab.
-Muz Waleulu-
Wallahu ‘alam bishshawab.
-Muz Waleulu-