Pages

Rabu, 04 September 2013

Today is Your Day, Ma...

Pagi hari, kuangkat si samsung yang tengah terpaku di atas meja. Kutekan tombol contact yang tersemat padanya, mencari -Ma & Ba-, dan kembali kutekan tombol yang terukir logo telepon hijau kecil. Beberapa detik kemudian, terdengar suara dari seberang. Setelah kulafalkan salam dan dijawab oleh sang lawan, langsung kutanya, “Ma, hari apa ini ?”…
Dan hanya kata ‘Rabu’ yang tersemai.
Kutanya lagi, “hm, tanggal berapa ini ?”
Dan hanya ‘4 September’ yang terurai.
Giliran dirimu bertanya balik, sepertinya bingung juga, “hari apakah ini ? kenapa kamu bertanya mengenai hari dan tanggal, nak?”
Dan, Giliran diriku yang mengeryitkan dahi. Kujawab sekenanya,”amnesia, Ma…” 

Ah, mungkin dirimu tak mengingatnya lagi…
Saking sibuknya dirimu mengurusiku.
Melumuriku dengan kasih sayangmu.
Mendekapku dengan cintamu.
Bersamai diriku dengan perhatianmu.
Menegakkanku  dengan pengorbananmu.
Menyemangatiku dengan perjuanganmu.

"Today is your day, Ma". Dan kalimat itu hanya terukir dalam diam.

Baik, biar kuperjelas saja.
Lebih baik, kuingatkan lagi.
Hm, tidak. Mungkin lebih baik kusematkan ucapan dan do’a.

“Happy birthday, my great mom…Selamat ulang tahun, wanita tercantikku. Barakallah, pahlawanku. Semoga panjang umur. Sehat. Senantiasa dibukakan pintu rezeki dan selalu dalam lindungan serta cinta ALLAH Ta’ala. Wish you all the best,best, best, Ma… Aamiin Ya Rabb…
 I Love you full as always”…

-From No to Ma-

Tentang Rindu


“Tentang Rindu”

Ringkih badan resapi dinginnya hawa.
Namun, jemari  ini tetap menjejaki  setiap tombol hitam.
Riang tersadur rindu yang kian menyiratkan makna.
Tuk menorehkan setiap kata dan rasa yang menghujam dalam.

Pagi ini, kembali wajahmu  menghadang.
Pikir melayang, melalang buana tuk menangkap kemurnian  sketsa.
Hati bergejolak akan rindu yang semakin meradang.
Oleh sosok seorang-mu yang tiada tara.

Dan, sosokmu-lah yang terlihat.
Sketsamu-lah yang terpatri.
Bahkan jika terbenam dalam awan pekat.
Dirimu tetap bak mentari.
Dan kini, seperti biasa, kurindu setiap desah napasmu saat memelukku erat.
Bahkan ingin bersua meski termediasi mimpi.


-Muz Waleulu-