Pages

Selasa, 18 November 2014

Berjabat Tangan

Dari Mu'adz bin Jabal ra, ia berkata bahwa Rasulullah memegangnya dan berkata, "Hai Mu'adz, demi ALLAH, sungguh aku mencintaimu. Aku berpesan padamu, jangan sekali-kali kamu meninggalkan membaca doa, 'Ya ALLAH, tolonglah aku agar aku dapat mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan melakukan ibadah dengan baik', setiap selesai sholat." (HR.Abu Dawud).

Sekilas dapat dilihat, kalimat 'bahwa Rasulullah memegang tanganku' bisa saja tidak dituliskan dalam hadist tersebut. Namun nyatanya, sang perawi hadist tetap mencantumnya, karena para sahabat benar-benar menangkap makna gerakan tersebut dan kaitannya sungguh erat dengan kalimat sesudahnya, 'Demi ALLAH, sungguh saya mencintaimu'. Kalau dicermati dengan baik, sabda Rasulullah tersebut "Hai Mu'adz, demi ALLAH, sungguh saya mencintaimu," maka kita dapat mengetahui bahwa Mu'adz sudah mendapatkan sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh setiap muslim. Rasulullah bersabda,"seseorang itu akan bersama orang-orang yang ia cintai kelak".

Aisyah ra, berkata," Zaid bin haritsah datang ke kota Madinah, sedang Rasulullah berada di rumah saya. Zaid lantas mendatangi beliau dan mengetuk pintu. Rasulullah bangkit sambil merengkuh pakaiannya. Setelah itu beliau merangkul dan mencium Zaid." (HR Tirmidzi, ia berkata,"hadist ini Hasan"

Diriwayatkan dalam hadist yang lain bahwa ada seorang laki-laki di antara kami bertemu dengan saudara atau temannya, apa ia harus menunduk (hormat) ?" Rasullullah menjawab, "Tidak." Ia bertanya,"Apakah ia harus memeluk dan menciumnya ?" Rasul menjawab,"Tidak." Ia bertanya,"Apakah menjabat tangannya?" Rasul menjawab,"Ya." (HR. Tirmidzi, ia berkata, "hadist ini Hasan")

Terpautnya dua tangan hanya akan dilakukan oleh dua orang yamg saling mencintai. Tanpa komando dari hati dan pikiran, mustahil tangan dapat bergerak tuk berjabat tangan.

-Bagaimana Menyentuh Hati; Kiat Memikat Objek Dakwah, Abbas As-Siisiy-