“Tentang
Rindu”
Ringkih
badan resapi dinginnya hawa.
Namun,
jemari ini tetap menjejaki setiap tombol hitam.
Riang
tersadur rindu yang kian menyiratkan makna.
Tuk
menorehkan setiap kata dan rasa yang menghujam dalam.
Pagi
ini, kembali wajahmu menghadang.
Pikir
melayang, melalang buana tuk menangkap kemurnian sketsa.
Hati
bergejolak akan rindu yang semakin meradang.
Oleh
sosok seorang-mu yang tiada tara.
Dan,
sosokmu-lah yang terlihat.
Sketsamu-lah
yang terpatri.
Bahkan
jika terbenam dalam awan pekat.
Dirimu
tetap bak mentari.
Dan
kini, seperti biasa, kurindu setiap desah napasmu saat memelukku erat.
Bahkan
ingin bersua meski termediasi mimpi.
-Muz Waleulu-
-Muz Waleulu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar